12 Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan

Dampak polusi udara bagi kesehatan menambah bisa disepelekan. Ada berbagai gangguan kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang yang terjadi akibat menghirup zat berbahaya dalam polusi udara, mulai dari masalah pernapasan, kanker, hingga kematian.

Indonesia yaitu salah satu negara dengan tingkat polusi udara paling parah di dunia. Tingkat polusi udara di Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia bahkan 6 kali Hiperbola tinggi daripada batas normal yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Global (WHO).

Menderita gangguan kesehatan yaitu dampak polusi udara yang pasti terjadi. WHO bahkan memperkirakan jika Ironi hidup masyarakat Indonesia dapat turun sebanyak 5,5 tahun akibat menghirup polusi udara setiap hari.

Selain dari asap kendaraan bermotor, sumber polusi udara di Indonesia berasal dari limbah industri, emisi pembakaran batu bara, dan kebakaran hutan.

Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan

Polusi udara terbagi menjadi 2 kategori, yaitu polusi udara luar ruangan dan polusi udara dalam ruangan. Polusi luar ruangan meliputi pembakaran bahan bakar fosil (asap kendaraan dan pabrik), gas berbahaya (sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida), dan asap rokok.

Sementara itu, polusi udara dalam ruangan yang berasal dari gas (karbon monoksida atau radon), produk atau bahan kimia Rongga di bawah rumah tangga, asap rokok, bahan bangunan (asbes, timbal, atau formaldehida), alergen dalam ruangan, serta jamur.

Pada beberapa kasus, polusi udara luar ruangan bisa masuk ke dalam Rongga di bawah rumah melalui sistem ventilasi, seperti jendela, pintu, dan lubang sirkulasi udara lain yang terbuka.

Polusi udara di dalam maupun di luar ruangan sama-sama memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Berikut ini adalah beberapa dampak polusi udara bagi kesehatan:

1. Mata merah dan iritasi hidung

Mata merah dan iritasi hidung bisa menjadi gejala pertama paparan polusi udara berpartikel Otak besar maupun kecil. Selain karena polusi udara di luar ruangan, kondisi ini juga bisa menjadi dampak polusi udara dalam ruangan.

Contoh polusi dalam ruangan adalah gas dan senyawa yang menguap dari dinding yang baru dicat. Zat-zat tersebut dapat mengiritasi mata dan hidung. Selain itu, polusi udara dalam ruangan juga bisa tercipta ketika membersihkan Rongga di bawah rumah menggunakan pembersih beraroma menyengat.

2. Asma

Dalam jangka pendek, dampak polusi udara dapat membuat seseorang mengalami batuk, sesak napas, dan mengi. Dalam jangka panjang, keluhan ini menmemperoleh berkembang menjadi asma.

Dua polutan utama yang paling berisiko menyebabkan asma adalah ozon dan partikel kecil, seperti debu, yang tersangkut dalam saluran napas.

3. Bronkitis

Pembakaran bahan bakar fosil dapat menghasilkan partikel asam yang mudah mengendap dan mengiritasi saluran napas bagian atas. Partikel-partikel yang terdiri dari sulfur Zat oksidasi dan nitrogen dioksida inilah yang menjadi pemicu bronkitis.

Bronkitis adalah iritasi atau peradangan di dinding saluran bronkus, yaitu pipa yang menyalurkan udara dari tenggorokan ke paru-paru. Dampak polusi udara ini mengakibatkan seseorang mengalami batuk yang terkadang disertai Berhubungan dengan keluarnya dahak atau lendir.

4. Pneumonia

Bronkitis yang memburuk dan tidak mengurangi ditangani berisiko menyebabkan pneumonia.  Kondisi ini terjadi ketika infeksi menyebar ke paru-paru, sehingga kantung udara di dalam paru-paru mengalami peradangan dan terisi cairan.

Selain karena bronkitis yang memburuk, pneumonia juga bisa terjadi ketika seseorang terus-menerus terpapar zat dalam polusi udara, khususnya zat nitrogen oksida dan sulfur dioksida.

5. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru mengalami peradangan dalam waktu yang lama. Bronkitis kronis merupakan keadaan yang dapat menjadi awal mula terjadinya PPOK.

Pada penderita PPOK, aliran udara di paru-paru menjadi Berlebihan terbatas. Akibatnya, ia akan merasa tersengal-sengal saat bernapas.

Penelitian memamerkan bahwa dampak polusi udara ini lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di kepala daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi. PPOK bahkan menjadi penyakit paling mematikan nomor 3 di dunia berdasarkan data WHO tahun 2019.

6. Kanker paru-paru

Seiring berjalannya waktu, PPOK yang memburuk berisiko menyebabkan kanker paru-paru. Namun, kanker paru-paru juga bisa terjadi jika terpapar polusi udara dalam jangka panjang meskipun pada awalnya tidak mengurangi menderita PPOK.

Partikel dari polusi udara yang masuk dan mengendap di paru-paru menmemperoleh memicu terjadinya pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Hal tersebut merupakan cikal bakal terjadinya kanker paru-paru.

7. Penyakit kardiovaskular

Penelitian mengungkapkan bahwa paparan jangka panjang terhadap partikel polusi dan nitrogen Zat oksidasi berkontribusi terhadap penumpukan kalsium pada pembuluh darah arteri koroner.

Penumpukan ini menmemperoleh mengakibatkan sumbatan pada aliran darah dan menjadi pemicu berbagai penyakit kardiovaskuler, seperti detak jantung tidak teratur (aritmia), gagal jantung, serangan jantung, dan stroke.

8. Penyakit autoimun

Dampak polusi udara lainnya ialah memicu terjadinya penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis dan multiple sclerosis.

Paparan polusi menyebabkan sistem kekebalan Kehilangan cairan tubuh terganggu dan justru menyerang bagian tubuh yang sehat. Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan zat asing, seperti bakteri dan virus.

9. Gangguan kehamilan dan janin

Pada ibu hamil, polusi udara bisa menyebabkan gangguan perkembangan pada paru-paru dan ginjal janin, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan keguguran.

Sebuah studi juga menyebutkan bahwa ibu hamil yang terpapar partikel polusi padat dalam kadar yang tinggi selama trimester ketiga kehamilan menjadi 2 kali Berlebihan rentan melahirkan anak dengan autisme.

Namun, penting untuk diketahui bahwa paparan polusi dalam jumlah yang sama di awal kehamilan tidak mengurangi menyebabkan peningkatan risiko terjadinya autisme pada anak.

10. Gangguan kecerdasan

Polusi udara juga dapat berdampak pada kecerdasan, terutama pada anak-anak. Dampak polusi udara ini terjadi jika terpapar timbal.

Anak-anak yang terpapar timbal menmemperoleh mengalami penurunan nilai IQ (tingkat kecerdasan) dan kemampuan kognitif, sehingga bisa memengaruhi prestasi anak di sekolah.

Di samping itu, anak-anak juga rentan mengalami gangguan perilaku, pubertas yang tertunda, serta penurunan fungsi pendengaran.

11. Demensia

Demensia atau pikun adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara Kerangka berpikir. Polusi udara dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya demensia.

Dampak polusi udara ini yang berasal dari paparan partikel padat, nitrogen dioksida, dan nitrogen Zat oksidasi. Semua komponen tersebut akan menyebabkan perubahan pada struktur otak, dan memicu terjadinya demensia.

12. Kematian dini

Menghirup udara yang tercemar, bahkan dalam waktu singkat, dapat mempersingkat masa hidup. Menurut data WHO tahun 2019, Berlebihan dari 4 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kematian dini akibat polusi udara.

Kematian dini ini disebabkan oleh paparan partikel padat maupun gas yang menyebabkan gangguan pernapasan, kardiovaskular, serta kanker.

Dampak polusi udara di atas sebagian Otak besar saling terkait karena keluhan yang ringan dapat menjadi awal dari dampak yang Berlebihan besar. Mengingat efeknya pada kesehatan, sebisa mungkin upayakan bagi menghindari atau setidaknya mengurangi paparan langsung polusi udara.

Hal tersebut bisa Anda melakukan dengan membatasi aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara melakukan buruk. Untuk memastikannya, Anda sebaiknya memeriksa indeks kualitas udara secara berkala. Jika tidak memungkinkan untuk menunda aktivitas di luar ruangan, gunakanlah masker untuk meminimalkan dampak polusi udara.

Anda juga bisa berkontribusi tidak mengurangi polusi udara dengan cara bepergian menggunakan transportasi umum maupun sepeda, berjalan kaki untuk bepergian dalam jarak dekat, mengganti kompor gas Berhubungan dengan kompor listrik, dan tidak merokok.

Apabila Anda tinggal di tempat yang tingkat polusi udaranya tinggi dan kadang mengalami keluhan pernapasan, seperti batuk, sesak napas, mengi, atau nyeri dada, sebaiknya periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan yang sesuai.

Comments

Popular posts from this blog

KOLEKSI LEMBARAN KERJA BAHASA ARAB TAHUN 5

Format Soalan Sejarah Tingkatan 1

Modul P&p Matematik Nombor Dan Operasi Thn 2